Minggu, 16 November 2014

Notice #2 : 511 Trash Alert

Fwaaaaaaaah..... Emyst ganti goal lagi (sebagian sih), jadi mungkin blog ini pasti bakal disampahi sama hal-hal berbau Team 511, tapi nanti tentang series lain masih dipost kok. Meskipun dominasinya tetap di Team 511, sih... *dibantai*

Tunggu saja postingan berikutnya. Addio!


----Emyst

Selasa, 04 November 2014

Team 511 (Chapter 4 : The Awakening)

Disclaimer : Ice of Clovers, Fuyutai Yukirangers, Compass-10, November Solstice, Festive Piracy © antaRES


Hawa dingin melingkupi makam Scorpion, disusul dengan sepasang tangan yang melesat ke arah YukiBlue dan Blue Clover. Keduanya langsung menghindar dan melancarkan jurus.

"Bullet Rain!"
"Crescent Missiles!"

Sesaat ledakan kecil muncul, menandakan serangan mereka berhasil. Namun lengan platina itu tiba-tiba muncul dari belakang dan membelit YukiBlue, memaksanya kembali ke wujud Shun. Dari kejauhan, Selene menarik lengannya yang melilit tubuh Shun. "Satu dapat~" katanya dengan nada menggoda. Ruchi dan Kanna muncul tiba-tiba, menembakkan Empty Shot ke arah Blue Clover, yang refleks kembali ke wujud Natsuki. "Gah..." erangan pelan terdengar dari pemilik iris chocolate itu saat angin kosong Empty Shot menembus jantungnya, bersamaan dengan tubuhnya yang menhantam lantai kaca. "Lemah banget." ejek Kanna sambil menginjak leher Natsuki, memutuskan sistem pernafasannya. "Dengan ini, selesai." katanya sambil mengarahkan sabitnya ke wajah Natsuki yang mulai memucat. Sesaat sebelum ia mengayunkan sabitnya, tiba-tiba Selene berteriak. Lengannya perlahan membeku. Shun yang masih tak bergerak menyeringai dingin, "Jangan meremehkanku. Aku yang selalu melekat dengan es, tak mungkin kalah dari ular logam ini. Oh, by the way, musuhmu sudah datang." Jasper muncul dari atas dan langsung memotong kedua lengan Selene dengan jarinya. "KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"

"Ternyata kau masih punya darah..." gumam Jasper saat melihat cairan raksa berwarna kemerahan dari lengan Selene yang tergeletak di lantai. "Tapi bukan berarti aku akan menolongmu." "Siapa juga yang mau?" balas Selene sinis. Sepasang lengan baru perlahan muncul kembali dari bahunya. "Aku punya regenerasi."

Natsuki berhasil melepaskan diri dari Kanna, Shun juga sudah membekukan setengah bagian tubuh Ruchi. "Kau! Dasar perempuan iblis!!" teriak Ruchi. "Lalu? Apa mendiamkan lebih biadab dari memanipulasi?" balas Shun dingin sambil terus membekukan lawannya. "Akan kumasukkan kau dalam peti mati abadi..." Sialnya, sebelum mencapai leher, es itu pecah berkeping-keping dan Ruchi langsung menghantam kepala Shun, yang untungnya masih bisa ditangkis dengan tendangan. "Aku tak ingin kepalaku pecah terlalu awal." kata Shun disertai geraman murka.

Nai dan ketiga November Solstice naik ke atap kuil. Artifak yang dimaksud Maicel ada di sana.  Sebuah kristal moonstone berbentuk teratai. Cahaya yang dipantulkannya membentuk spektrum bagaikan pelangi. Begitu tangan Maicel menyentuhnya, tiba-tiba artifak itu mengeluarkan cahaya kehiraman, menghancurkan kacamata yang dipakai Cyrus tanpa sisa.

Di bawah, kacamata Natsuki dan visor Jasper juga hancur, membuat keadaan mereka berbalik sementara. Lengan Selene kembali melilit tubuh Jasper dan cakaran Kanna meretakkan tulang betis Natsuki. Serangan Ruchi pun kali ini berhasil mengenai kepala Shun, membuat gadis beriris goldenrod pucat itu kehilangan konsentrasinya sesaat, meskipun ia masih sempat membekukan Ruchi lagi.

"Hentikan."

Suara itu muncul bersamaan dengan kilat yang menghancurkan Ruchi, Kanna, dan Selene. Tak lama kemudian seseorang muncul dan berjalan ke arah asal kilat tadi, sambil membawa lapis lazuli berbentuk meteor. Hampir seluruh tubuhnya terbungkus armor yang mirip dengan battlesuit Compass-I-- tunggu, bukankah itu Akito? Kenapa penampilannya sangat berbeda?

Dari sumber kilat itu, Nai, Cyrus, Wanda, dan Maicel ikut muncul, mengenakan armor yang mirip battlesuit masing-masing. Keempatnya berlutut, di depan mereka artifak yang tadi ditemukan Maicel berubah wujud menjadi sesosok wanita anggun. Akito menyerahkan lapis lazuli yang dibawanya pada wanita itu. "Agora, tu deve despertar. O dia chegou para proteger este reino." ucapnya. Seketika suhu dalam kuil menurun drastis, mengubah keadaan sekeliling menjadi duri-duri es. Sebelum yang lain sempat berpikir, sebuah suara terdengar.

"Wake up, Gatekeepers..."


==Lacraia Temple==


"Empat orang terakhir sudah datang, Sono-sama."

Sono menatap empat anak di hadapannya dengan puas. "Bawa mereka ke Slumber Room, Cisma." perintahnya. Cisma mengangguk, lalu menuntun empat anak itu ke sebuah ruangan yang dipenuhi ranjang bertutup kaca seperti kapsul. Dan Team 511... ada di sana, terlelap dan kaku. Setelah memasukkan keempatnya ke dalam ranjang yang sama, Cisma tersenyum simpul sambil berbisik, "Mimpi indah untuk kalian, hingga saatnya bangun nanti."


----END----


WN : This is it! Happy Birthday, antaRES!! Dan maaf banget kalau endingnya absurd... (_ _|||)~> Anyway, happy 511 Day buat Team 511~